Mengenal Sosok Ametro Pandiangan Bacaleg DPRD Tapteng
Tapanuli Tengah | SinarlintasNews.com – Sejumlah figur sudah mulai bermunculan di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) pendaftaran Bacaleg dari setiap partai untuk berpartisipasi dalam pemilihan legislatif (Pileg) 2024 mendatang.
Berbagai kalangan baik dari tokoh masyarakat, pengusaha dan pemuda sudah menyatakan siap maju untuk memperebutkan kursi anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Tengah.
Salah satunya adalah Ametro Ade Putra Pandiangan, pria kelahiran Pargarutan, 18 Juni 1985, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah ini merupakan sosok pemuda yang siap bertarung membawa perubahan bagi masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah.
Pemuda yang akrab disapa Ametro ini telah mendaftarkan diri sebagai Caleg DPRD Tapteng daerah pemilihan (Dapil) IV, yakni Kecamatan Tapian Nauli, Kecamatan Kolang dan Kecamatan Sorkam.
Selama ini dedikasi serta pergerakan pria satu ini memang patut diapresiasi dan tak perlu diragukan lagi, “gesit dan lincah” kata ini pantas diberikan padanya.
Ametro memilih Partai Gerindra yang dianggapnya mampu menghantarkan dirinya menjadi wakil rakyat. Pantas baginya bertekad bulat maju untuk membawa perubahan di legislatif maupun daerah Tapteng tanah kelahirannya.
“Niat maju sebagai wakil rakyat Tapteng ini berangkat dari persoalan tanggung jawab moral untuk berbuat banyak terhadap masyarakat,” ujarnya.
“Saya rasa berbuat di luar sistem belum begitu optimal, sebab itu saya harus masuk sistem dan dapat melaksanakan fungsi, tugas dan hak serta kewajiban dijalur legislatif ini,” ujar Ametro, Sabtu (20/5/23).
Ametro menyebutkan niat ini tentunya tak luput dari dukungan masyarakat, Kerabat, dan terlebih doa restu dari orang tua dan keluarga.
“Dukungan banyak berdatangan, bekal support masyarakat, terutama kawan kawan pemuda inilah yang dapat mempermudah saya untuk melangkah, terlebih dukungan Keluarga,” katanya.
Menurutnya, terjun ke politik bukan hanya sekedar tampil sebagai calon legislatif saja. Ia berkeinginan bisa langgeng dipercaturan politik Kabupaten Tapteng, dan berkontribusi dalam pembangunan Tapteng.
Menurutnya, fungsi DPR sudah jelas, pertama legislasi, berkaitan dengan pembentukan peraturan daerah, terus anggaran, kewenangan dalam hal anggaran daerah (APBD), terakhir pengawasan, kewenangan mengontrol pelaksanaan perda dan peraturan lainnya serta kebijakan pemerintah daerah.
“Jika fungsi ini terjalankan dengan baik, pastilah DPR selalu memperjuangkan hak hak masyarakat. Untuk itu saya harus ikut mencalonkan diri, mohon dukungan dan restunya,” sebutnya.
Ia menilai, keberadaan pemuda bisa memunculkan gagasan baru untuk Kabupaten Tapanuli Tengah lebih baik, kita harus punya mental keberanian untuk mengambil tindakan. “Saatnya generasi muda bergerak,” katanya
Pria yang aktif berorganisasi PODA NAULI juga menyatakan Niat utama lainya tak lain adalah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat terlebih dalam urusan hukum.
Ametro yang merupakan Ponakan mantan Bupati Tapteng, (Alm) Raja Bonaran Situmeang ini berharap masyarakat lainya tidak lagi mendapat kejadian yang pernah iya alami. Amet menyatakan, dirinya pernah diculik dan dipaksakan memiliki nakotika.
Kekejaman dan kejoliman yang pernah iya alami tersebut terjadi Jumat (10/1/2020) sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, dirinya sedang berdiri dekat pertamini miliknya di Desa Pargarutan, Kecamatan Sorkam.
“Aku berdiri di samping ini, lalu dari arah Barus datang satu unit mobil Avanza warna putih parker tepat depan pertamini, lalu saya hampiri, karena saya pikir mau mengisi BBM. lalu keluar 2 orang mengenakan masker dan beryanya kepadaku, “Kamu Amet Situmeang ya” aku bilang “Tidak, saya bukan Amet Situmeang” . Saya curiga dengan gerak-gerik mereka, sayapun mencoba untuk pergi, saat itu juga saya langsung di tangkap. Saya sempat melawan, lalu salah ditodongkan pistol dan berkata, “Saya Polisi”aku pun ikuti, Saya dibawa kemobil, didalam mobil ada tiga orang semuanya memakai masker lalu saya ditarik kedalam mobil, kemudian saya diapit dan leher saya dipiting (cekik).
Lalu, lanjut Ametro, saya di bawa kearah Sibolga. Setibanya di Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapteng, saya dibawa ke belakang Lacky Café sekitar pukul 20.00 WIB kalau tidak salah, disana ada lapangan, lalu saya diturunkan dan disuruh mengeluarkan semua isi kantong saya.
Sayapun keluarkan, di kantong celana sebelah kanan saya ada sedikit uang, itu juga saya keluarkan jatuhkan semua ketanah. Kemuadian saya disuruh membuka, tapi saya tidak mau, karena saya merasa tidak ada apa-apa.
Kemudian salah seorang mengambil uang itu, dan berkata apa ini, saya bilang kenapa jadi ada disitu, karena ada dua bungkus kecil serbuk putih, saya bilang itu saya tidak tau, itu bukan milik saya.
Saat itu juga saya langsung dipukuli, muka, kepala dipukul, dada ditendang, saya tak mampu melawan, kemuadian saya diborgol.
Selanjutnya, dari tiga dari lima orang itu, pergi entah kemana, ada beberapa lama kemudian mereka kembali. Tak lama kemudian beberapa orang personil Polres Tapteng datang, kemuadian saya langsung dites urine dilokasi itu juga, tapi hasilnya negative.
Setelah itu sayapun dibawa ke Polres Tapteng untuk dimintai keterangan dan di BAP, disana saya jelaskan semuanya tanpa sedikitpun saya sembunyikan.
Setelah saya telusuri saya dapat info kalau yang menagkap saya itu adalah oknum Brimob ajudan Bupati Tapteng aktif saat itu.
Saya tidak tau apa motif penculikan saya ini, apakah ini ada factor politik, mengingat hubungan paman saya (Alm) Raja Bonaran Situmeang yang tak lain mantan Bupati Tapteng memliki hubungan yang tidak baik dengan bupati saat itu, sehingga saya diperlakukan sedemikian.
Mungkin saja kalau seandainya tidak ada orang yang melihat saya pada saat saya di culik itu, saya tidak tau apa yang diperbuat kepada saya. Bisa saja saya dihilangkan untuk selamanya. Hal-hal seperti ini kita harapkan jangan lagi ada terjadi kepada siapapun. Itu sebab saya bertekad bulat maju pada Legislatif 2024 mendatang, saya ingin berjuang bersama masyarakat Tapteng,” ujar Ametro. (SL-1).
from Sinar Lintas News https://ift.tt/IMqwYhl
Comments
Post a Comment